Monday 18 February 2013

Baksosraya 2012

Beberapa bulan yang lalu, tepatnya tanggal 9 Agustus 2012, BEM FK Undip ngadain baksosraya ke Kelurahan Bandarharjo, Semarang Selatan. Menurut kakak kelasku, kelurahan itu adalah salah satu daerah yang rawan banjir. Na, melihat ada event yang udah menjadi cita-citaku ini, aku tak mau melewatkan kesempatan untuk ikut berkontribusi di dalamnya. Dan dari pengalaman kakak kelas yang tahun lalu bertugas di bagian tensi, aku tertarik untuk mendaftar ke bagian itu. Setidaknya aku punya pengalaman menensi orang-orang di rumah. So, aku akhirnya mendaftarkan diri di bagian tensi dan sembako. Apapun bagiannya, pokoknya aku ingin berhubungan dengan masyarakat.
Selain tensi dan pembagian sembako, ada juga yang bertugas di pendaftaran dan penimbangan berat badan+tinggi badan, runner (yang bertugas mengarahkan), asisten dokter (ini sebenarnya sangat bermanfaat untuk mengetahui bagaimana sebenarnya pekerjaan seorang dokter itu), serta farmasi yang bertugas meracik obat dan membaca resep (tenang, nggak jelek kok tulisan para dokternya, kan dokter modern!! ^^)
Akhirnya, aku bertugas di bagian tensi. Pertama aku berpikir bahwa menensi adalah sebuah pekerjaan yang mudah dan pasti akan sedikit pasien yang datang padaku karena di meja itu ada 5 orang penensi. Ternyata aku salah. Sangat sulit menensi di tengah musik yang berdentum keras (lebay banget) dan pasien yang datang silih berganti. Meski aku harus berkonsentrasi supaya tidak salah dengar dan tetap fokus, aku cukup senang dengan banyaknya pasien yang datang. Itu artinya pengobatan gratis yang dilakukan teman-teman FK Undip setidaknya dapat meringankan beban mereka.
 
Hal yang paling mengesankan buatku adalah saat aku dipaggil dengan sebutan "dok" padahal aku baru mahasiswa tingkat satu yang hanya sedikit tau tentang ilmu kedokteran. Bukan karena muka tua dan penampilanku yang keren, mungkin karena jas laboratorium yang aku pakai mirip dengan jas dokter. Aku cukup senang masyarakat mau berbagi, menceritakan keluhan yang mereka rasakan. Semenjak saat itu aku sadar bahwa mereka sangat membutuhkan seorang dokter yang mau mendengarkan dengan penuh kesabaran dan aku harus menjadi "the next" mereka. Bismillah, insya Allah...
 Dan yang paling membuatku terharu dan kembali membangkitkan semangatku untuk belajar di sini adalah senyum anak-anak yang datang ke posko itu, pasien yang tersenyum bahagia saat keluar dari posko itu, dan teman-temanku yang tak pernah lelah tersenyum. Semoga pengalaman ini mengingatkan kita, khususnya aku dan teman-teman calon dokter semua untuk kembali membuka mata bahwa di luar sana banyak orang-orang yang menanti kita. Keep fight!! ^^

No comments:

Post a Comment