Tuesday 4 March 2014

Talk less do more... Tak sepenuhnya benar!

Talk less do more, but without talk, you can't do more....

Setidaknya begitulah bagiku menyikapi gagalnya aku dalam seleksi asisten kemarin. Aku tak menyalahkan koordinator praktikum kenapa tak memilihku sebagai salah satu asistennya. Aku belajar untuk menginstropeksi diriku sendiri. Apakah aku kurang berdoa, apakah aku kurang meyakinkan, dan apa saja kekuranganku. Aku sadar aku kurang merayu Allah swt agar mewujudkan keinginanku. Akhir-akhir ini aku malas untuk beribadah. Kurang meyakinkan sepertinya ada benarnya. Ketika aku mulai begadang di malam hari, runtuh sudah pertahananku di pagi hari.

Dan yang paling penting di sini, aku belajar bahwa komunikasi itu sangat penting. Berbagai ide, gagasan, dan keinginan dalam pikiran kita tak akan pernah tersampaikan jika tidak dikomunikasikan dengan benar. Hal inilah yang terjadi padaku sore lalu. Tremor, demam bicara di depan umum. Padahal aku sudah menyiapkan semua jawaban jauh-jauh hari. Tapi saat tremor itu itu menyerang, hilanglah sudah semua persiapan itu. Inilah kenapa menurutku slogan talk less do more  tak sepenuhnya benar. Aku seringkali bisa menyelesaikan pekerjaanku dengan baik, tapi ternyata tak hanya itu yang dibutuhkan. Bicara, jauh lebih penting, karena orang akan tahu bagaimana kita ketika kita mulai berkomunikasi dengan mereka.


Mungkin memang sebagian harapanku telah kandas, tapi aku yakin ada harapan-harapan lain yang menunggu di sana untuk dibangunkan. Aku yakin asisten-asisten yang terpilih jauh memiliki kompetensi yang mempuni ketimbang diriku. Semangat merangkai harapan!

No comments:

Post a Comment