“All the tears and laughs, trimmed the things we are done as one… The
story will always be memorized all dream that grown on our everlasting… Bopung!”
Dipotongnya HandMark
itu menandakan Bopung sekarang harus berjuang sendiri-sendiri di bangku
perkuliahan nanti. Mungkin dari 2 tahun yang lalu, Bopung masih bisa saling
membantu, saling menyemangati, dan saling menyandarkan diri dalam satu atap.
Sekarang saat ruang kelas itu tak lagi ada, Bopung harus siap menatap kehidupan
yang sedang menunggu di depan sana. Tapi yang pasti, walau dengan bidang yang
berbeda, di tempat yang berbeda, dengan kehidupan yang berbeda, aku yakin
semangat dan harapan Bopung masih sama, masih dalam satu keluarga yang tak akan
pernah terlupakan. HandMark itu sudah menemani perjalanan Bopung dalam menemukan
jati diri masing-masing anak. Dari remaja dengan egonya yang luar biasa, Bopung
menjadi anak-anak muda yang tahu bagaimana arti sebuah keluarga, arti sebuah
perjuangan, arti sebuah pilihan hidup, dan arti sebuah kedewasaan. Tetaplah
ingat selalu bagaimana rasa bahagia, sedih, haru, kecewa, kesal, dan bangga
menjadi satu rasa yang tak pernah tergantikan, sayang… I love you all, Bops… Don’t forget our adventure in lovely GHS!
Adrian,
Afrizal (Ncus), Ngita, Ninda, Ayin, Azhar, Bram, Aku, Doni, Dyah, Ery, Fida,
Nana, Chandra, Choi, Dani, Kimpling, Nara, Olyv, Rafi, Rahman, Ratna, Vany,
Tije, Kiky, Rini, Riris, Septi, Very, Sistha, Yoval, Papi Lasno, dan Bunda
Umami…
No comments:
Post a Comment